Wednesday, 29 April 2015

Sumber Daya Alam

Pengetahuan Lingkungan - Sharon Yuniarti - 3ID01 - 36412961

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam tergolong dalam komponen biotik dan abiotik. Yang termasuk dalam komponen biotik yaitu seperti hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Sedangkan yang termasuk dalam komponen abiotik seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air dan tanah. Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui.
SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA yang dapat diperbaharui. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas.

Sumberdaya alam (SDA) berarti sesuatu yang ada di alam yang berguna dan mempunyai nilai dalam kondisi dimana kita menemukannya. Tidak dapat dikatakan SDA apabila sesuatu yang ditemukan tidak diketahui kegunaannya sehingga tidak mempunyai nilai, atau sesuatu yang berguna tetapi tidak tersedia dalam jumlah besar dibanding permintaannya sehingga ia dianggap tidak bernilai. Secara ringkasnya, sesuatu dikatakan SDA apabila memenuhi 3 syarat yaitu sesuatu itu ada, dapat diambil dan bermanfaat. Dengan demikian, pengertian SDA mempunyai sifat dinamis, dalam arti peluang sesuatu benda menjadi sumberdaya selalu terbuka.
Pengelolaan SDA Prinsip umum dalam ilmu ekonomi adalah bagaimana memenuhi kebutuhan umat manusia yang cenderung tidak terbatas dengan ketersediaan sumberdaya yang terbatas atau langka. Kelangkaan SDA ini merupakan salah satu faktor utama dalam kajian ekonomi yang berwawasan lingkungan dan karena faktor kelangkaan itu pula maka dibutuhkan pengelolaan SDA secara arif dan bijaksana. Tingkat ketersediaan dan kelangkaan sumberdaya memberikan indikasi tentang bagaimana seharusnya mengelola sumberdaya yang langka dimaksud agar tidak mengancam kelestariannya dengan tanpa dan atau meminimalkan terjadinya degradasi lingkungan. Macam dan karakterisasi sumberdaya tidak hanya menggambarkan bagaimana pentingnya sumberdaya tersebut tetapi yang lebih penting adalah bagaimana sebaiknya sumberdaya itu dikelola agar memenuhi kebutuhan ummat manusia tidak hanya masa kini, tapi juga masa yang akan datang. Ada 4 (empat) hal yang perlu dicatat dalam mengelola SDA (Irawan, 1992) :
1.    Biaya pengambilan/ penggalian semakin tinggi dengan semakin menipisnya persediaan SDA tersebut
2.    Kenaikan dalam biaya pengambilan/ penggalian SDA akan diperkecil dengan diketemukannya deposit baru serta adanya teknologi baru
3.    Sebidang tanah tidak hanya bernilai tinggi karena adanya sumberdaya mineral yang terkandung di dalamnya, tetapi juga karena adanya “opportunity cost ” berupa keindahan alam itu
4.    Perlu diingat dan dibedakan antara penggunaan sumberdaya yang bersifat dapat dikembalikan lagi dan penggunaan sumberdaya yang tak dapat dikembalikan ke keadaan semula (irreversible )
Sumberdaya yang menjadi perhatian utama dalam literatur ekonomi lingkungan adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. Oleh karena itu alokasi yang dinamik dari waktu ke waktu adalah penting untuk menjamin alokasi sumberdaya yang berkelanjutan, diikuti dengan upaya-upaya lain yang bisa menekan kehabisan sumberdaya. Disamping usaha alokasi yang berkelanjutan tersebut, kelangkaan sumberdaya mempunyai peluang untuk diatasi yaitu paling tidak melalui 4 cara yaitu :
1) eksplorasi dan penemuan
2) kemajuan teknologi ;
3) penggunaan sumberdaya substitusi
4) pemanfaatan kembali (reuse ) dan daur ulang (recycling ).
Cara pandang manusia terhadap sumberdaya alam sangat mempengaruhi kesadaran lingkungan dan cara kelola umberdaya alam yang dilakukannya. Kesadaran lingkungan merupakan suatu proses mental yang membentuk pengertian tertentu atas sumberdaya alam dan lingkungan sekitar kita. Setidaknya ada lima faktor yang mempengaruhi penggunaan sumberdaya alam oleh manusia. Kelima faktor tersebut adalah kondisi atau latar belakang budaya, cara pandang terhadap sumberdaya alam, kondisi sosial, kelangkaan, serta faktor ekonomi dan teknologi.

1.    Latar belakang budaya
Dunia ini terdiri dari berbagai budaya, dan masing-masing memiliki sistem nilai yang berbeda. Demikian pula pada budaya yang berbeda terdapat cara menilai sumberdaya alam yang berbeda pula. Kebiasaan dan tradisi pemanfaatan sumberdaya alam oleh suatu masyarakat dengan budaya tertentu berbeda denan kebiasaan dan tradisi masyarakat lainnya. Masing-masing memiliki pilihannya.
2.    Cara pandang terhadap sumberdaya alam
Perbedaan paradigma atau ideologi dalam memandang sumberdaya alam melahirkan perbedaan dalam pemanfaatan sumberdaya alam, pemikiran-pemikiran tentang masa depan sumberdaya alam, dan pemanfaatan sumberdaya alam oleh generasi yang akan datang. Setidaknya ada dua teori sosial tentang alam (nature) atau lingkungan (environment) yaitu pendekatan naturalis (naturalist) dan konstruksi sosial (social construstionist). Pendekatan pertama teori sosial naturalis secara umum mengambil pandangan bahwa alam dan lingkungan merupakan dunia eksternal dari masyarakat dan keberadaannya sebagai suatu tatanan yang independen di luar masyarakat. Sementara itu pendekatan kedua, teori konstruksi sosial melihat lingkungan dan alam sebagai konstruksi dari masyarakat dan oleh karena itu analisis difokuskan pada hubungan internal dalam masyarakat (Barry, 1999, dalam Awang, 2005). Masing-masing teori melahirkan cara pandang yang berbeda dan pada akhirnya mempengaruhi pola pemanfaatan sumberdaya alam yang dilakukan.
3.    Kondisi sosial
Kondisi sosial mempengaruhi nilai dan pemanfaatan sumberdaya alam. Sistem sosial (struktur sosial dan proses sosial di dalamnya) senantiasa berubah seiring perjalanan waktu. Umur manusia bertambah, komposisi penduduk berubah, kesejahteraan masyarakat terus berkembang, semua itu berkontribusi pada dinamika kultural dalam masyarakat yang pada akhirnya mempengaruhi sistem nilai dan pemanfaatan sumberdaya alam.
4.    Kelangkaan sumberdaya alam
Semakin langka suatu sumberdaya, maka nilainya akan semakin bertambah. Ada dua jenis kelangkaan sumberdaya alam yaitu kelangkaan absolut dan kelangkaan relatif. Kelangkaan absolut (absolute scarcity) yaitu keberadaan sumberdaya alam tertentu yang memang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai masa yang akan datang. Kelangkaan relatif (relative scarcity) yaitu kelangkaan yang disebabkan oleh distribusi ketersediaan sumberdaya alam yang tidak merata, langka di suatu tempat namun berlimpah di tempat lain.
5.    Faktor ekonomi dan teknologi
Faktor ekonomi dan teknologi mempunyai kolerasi dengan pengetahuan dan kemampuan dalam mengeksploitasi sumberdaya alam. Teknologi berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan dalam pemanfaatan sumberdaya alam, ementara faktor ekonomi merujuk pada konsep pemberian nilai (price) untuk sumberdaya tertentu, komersialisasi, dan komodifikasi sumberdaya alam. Kesemua faktor tersebut pada akhirnya saling berhubungan dan saling mempengarusi dalam dinamika pemaanfaatan sumberdaya alam oleh manusia.

Daya Dukung Lingkungan
Kemampuan lingungan untuk mendukung kehidupan semua makhluk hidup yang meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tersedianya ruang yang cukup untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial disebut daya dukung lingkungan. Keberadaan sumber daya alam di bumi tidak tersebar merata sehingga daya dukung lingkungan pada setiap daerah akan berbeda-beda. Oleh karena itu, pemanfaatannya harus dijaga agar terus berkesinambungan dan tindakan eksploitasi harus dihindari. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut:
1.      Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2.      Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3.      Mengembangkan metode penambangan dan pemrosesan yang lebih efisien serta dapat didaur ulang.
4.      Melaksanakan etika lingkungan dengan menjaga kelestarian alam.


No comments:

Post a Comment